::Kerta Radio Online::|Kritik dan Saran Silahkan kirim ke email : kerta.ncm@gmail.com|Bila radio tidak terdengar, cobalah untuk me-refresh halaman atau untuk lebihmudahnya, segera SMS kami ke nomor 081275361735. terima kasih atas kerjasamanya dan mohon maaf atas segala ketidaknyamanan. Jika masih tidak bisa, bisa ke link http://kertaradio.listen2myradio.com

Kerta Radio

Selamat Datang ^_^

Assalamu'alaikum wr. wb.

Selamat datang di Kerta Radio Online. Radio Online untuk semua. Mulai dari yang tua sampai yang muda bisa banget mengisi hari-harinya bersama Kerta radio Online. Maka itu Kerta Radio Online selalu menyajikan lagu-lagu yang macem-macem... Ada juga loh jadwalnya... silahkan di klik menu jadwal aja, langsung keluar jadwalnya... :)

Buat anda yang ingin request lagu atau kirim-kirim salam, silahkan sms ke nomor 085748838757 dengan format, nama_asal_sekolah (yg sekolah/kuliah)_request lagunya_salam ditujukan kpd siapa.

Bagi pengguna laptop, netbook, komputer bisa membuka web ini. Tapi bagi pengguna smartphone, android, bisa mendengarkan Kerta Radio Online di peramban androidnya lalu membuka alamat http://kertaradio.listen2myradio.com atau bisa juga download Apps erdioo di erdioo.com atau di Play Store lalu setelah di install, buka aplikasinya dan search Kerta Radio lalu klik Kerta Radio Online :)
Monggo untuk mengisi angket Kerta Radio Online dengan mengklik tulisan di bawah.
ANGKET

Terima kasih atas kunjungan anda :)
Wassalamu'alaikum wr. wb.

by admin kertaradioonline :)

Jumat, 11 April 2014

Awal Mula Radio bag. 1

Siaran radio yang pertama di Indonesia (waktu itu bernama Nederlands Indie - Hindia Belanda), ialah Bataviase Radio Vereniging (BRV) di Batavia (Jakarta Tempo dulu), yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925, jadi lima tahun setelah di Amerika Serikat, tiga tahun setelah di Inggris dan Uni Soviet.
Stasiun radio di Indonesia semasa penjajahan Belanda dahulu mempunyai status swasta. Karena sejak adanya BRV tadi, maka muncullah badan-badan radiosiarn lainnya Nederlandsch Indische Radio Omroep Masstchapyj (NIROM) di Jakarta, Bandung dan Medan, Solossche Radio Vereniging (SRV) di Solo, Mataramse Verniging Voor Radio Omroep (MAVRO) di Yogjakarta, Verniging Oosterse Radio Luisteraars (VORL) di Bandung, Vereniging Voor Oosterse Radio Omroep (VORO) di Surakarta, Chineese en Inheemse Radio Luisteraars Vereniging Oost Java (CIRVO) di Surabaya, Eerste Madiunse Radio Omroep (EMRO) di Madiun dan Radio Semarang di Semarang.
Di Medan, selain NIROM, juga terdapat radio swasta Meyers Omroep Voor Allen (MOVA), yang di usahakan oleh tuan Meyers, dan Algeemene Vereniging Radio Omroep Medan (AVROM). Di antara sekian banyak badan radio siaran tersebut, NIROM adalah yang terbesar dan terlengkap, oleh karena mendapat bantuan penuh dari pemerintah Hindia Belanda.
Perkembangan NIROM yang pesat itu disebabkan pula keuntungannya yang besar dalam bidang keuangan yakni dari "pajak radio". Semakin banyak pesawat radio dikalangan masyarakat, semakin banyak uang yang diterima oleh NIROM. Dengan demikian, NIROM dapat meningkatkan daya pancarnya, mengadakan stasiun-stasiun relay, mengadakan sambungan telepon khusus dengan kota-kota besar, dll.
Pada waktu itu terdapat saluran telepon khusus antara Batavia, Bogor, Sukabumi, Bandung, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Solo, Yogykarta, Magelang, Surabaya, Tangerang, Depok, Bekasi, Malang yang jumlahnya kira-kira 1,2 juta meter saluran telepon untuk memberi modulasi kepada pemancar-pemancar di kota-kota itu. Dengan Demikian NIROM dapat mengadakan siaran sentral dari Semarang, Bandung, Surabaya, Yogyakarta ataupun Solo.
Hal itu beda sekali dengan badan-badan radio siaran lainnya yang berbentuk perkumpulan swasta, terutama yang diusahakan bangsa pribumi, yang hidupnya dari iuran para anggota.
Munculnya perkumpulan-perkumpulan stasiun radio di kalangan bangsa Indonesia disebabkan kenyataan, bahwa NIROM memang dapat bantuan dari pemerintah Hindia Belanda itu lebih bersifat perusahaan yang mencari keuntungan finansial dan membantu kukuhnya penjajahan di Hindia Belanda. Pada saat itu pemerintah penjajahan Belanda menghadapi semangat kebangsaan di kalangan penduduk pribumi yang berkobar sejak tahun 1908, lebih-lebih setelah tahun 1928.
Sebagai pelopor timbulnya radio siaran usaha bangsa Indonesia ialah Solosche Radio Vereniging (SRV) yang didirikan pada tanggal 1 April 1933. Dalam hubungan dengan itu patut di catat nama Mangkunegoro VII seorang bangsawan Solo dan seorang Insinyur bernama Ir.Sarsito Mangunkusumo yang berhasil mewujudkan SRV itu.
Sejak tahun 1933 itulah berdirinya badan-badan radio siaran lainnya, usaha bangsa Indonesia di berbagai kota besar seperti disebutkan di atas, berdirinya SRV, MARVO, VORL, CIRVO, EMRO, dan Radio Semarang itu pada mulanya dibantu oleh NIROM,oleh karena NIROM mendapat bahan siaran yang bersifat ketimuran dari berbagai perkumpulan tadi. Tetapi kemudian ternyata NIROM merasa khawatir perkumpulan-perkumpulan radio ketimuran tadi membahayakan baginya.
Pada tahun 1936 terbetik berita, bahwa mulai tahun 1937 "Siaran Ketimuran seluruhnya akan dikuasai oleh NIROM sendiri". Ini berarti bahwa mulai tahun 1937 subsidi dari NIROM akan dicabut, setidk-tidaknya akan dikurangi, karena NIROM tidak akan lagi merelay siaran-siaran radio milik pribumi, setidak-tidaknya kalau terpaksa merelay hanya sedikit sekali. Seperti diketahui subsidi NIROM itu semula diberikan berdasarkan perhitungan jam-merelay.
Berita itu cukup menggemparkan orang-orang radio di luar NIROM, karena pencabutan subsidi itu akan melemahkan badan-badan radio siaran bersangkutan.
Memang adalah maksud NIROM yang bersandarkan kekuatan penjajahan itu untuk mematikan perkumpulan-perkumpulan radio siaran ketimuran.
Pada tanggal 29 Maret 1937 atas usaha anggota Volksraad M.Sutarjo Kartokusumo dan seorang Insinyur bernama Ir.Sarsito Mangunkusumo diselenggaraka suatu pertemuan antara wakil-wakil radio ketimuran bertempat di Bandung wakil-wakil yang mengirimkan utusannya ialah : VORO (Jakarta), VORL (Bandung), MAVRO (Yogyakarta), SRV (Solo) dan CIRCO (Surabaya), pertemuan hari itu melahirkan suatu badan baru bernama : PERIKATAN PERKUMPULAN RADIO KETIMURAN (PPRK) sebagai ketuanya adalah : Sutarjo Kartohadikusumo.
Tujuan PPRK yang non-komersial itu bersifat "Sociaal kultureel" semata-mata memajukan keseniaan dan kebudayaan nasional guna kemajuan masyarakat Indonesia, rohani dan jasmani.
Pada tanggal 7 Mei 1937 atas usaha PPRK diadakan pertemuan dengan pembesar-pembesar pemerintahan untuk membicarakan hubungan antara PPRK dengan NIROM. Pertemuan itu menghasilkan suatu persetujuan bersama, bahwa PPRK menyelenggarakan siaran ketimuran, NIROM menyelenggarakan segi tehniknya.
Sejak itu PPRK berusaha keras agar PPRK dapat menyelenggarakan sendiri sepenuhnya tanpa bantuan dari NIROM.Disebabkan situasi semakin panas oleh api perang di Eropa yang menyebabkan Negeri Belanda dalam keadaan sulit yang membutuhkan bantuan rakyat jajahannya, maka pemerintah Hindia Belanda menjadi agak lunak.
Seperti diketahui, tanggal 1 September 1939 Jerman di bawah pimpinan Adolf Hitler menyerbu Polandia yang menyebabkan timbulnya perang dunia II, dan kemudian pada tahun 1940 Jerman menduduki Denmark, Norwegia, Belgia dan Negeri Belanda.
Pada tanggal 1 November 1940 tercapailah tujuan PPRK yakni menyelenggarakan siaran yang pertama dari PPRK.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Radio_Republik_Indonesia

Senin, 17 Februari 2014

Radio, hampir hilang???

Di hampir pertengahan 2014 ini, sarana komunikasi semakin bervariasi dan mobilitasnya semakin tinggi. aktivitas manusia juga semakin padat sehingga butuh segalanya cepat, tepat dan akurat. Yang dulunya populer, kian lama kian tergeser oleh hal baru. Dulunya Radio Pager amat populer, kini hampir tidak ada yang tahu tentang Radio pager karena saking tergesernya dengan Handphone yang lebih canggih dan komunikasinya lebih intens serta hal yang bersifat pribadi tak lagi dipersoalkan untuk dikomunikasikan lewat media tersebut.

Radio merupakan sarana komunikasi semenjak zaman dahulu kala selain televisi. hanya saja radio terlebih dahulu muncul ke permukaan daripada televisi. Radio mengirimkan suara dalam bentuk gelombang dan diterima dalam bentuk suara pula. Hasilnya, berita-berita yang layak untuk didengar masyarakat, bisa didengar ke seluruh pelosok tanah air. Tentang kemerdekaan pun bisa disiarkan sehingga semua tahu. Namun, Radio kian tergeser oleh media Televisi yang lebih bagus karena bukan hanya suara tapi juga visual.

Untunglah, belum sempat radio punah, masih ada manusia-manusia yang antusias dan tetap memperjuangkan keberadaan sarana ini dalam bentuk apapun. Ada yang mempertahankannya dengan tetap siaran.. Ada pula yang mempertahankan dengan membuat radio lewat web. Patut disyukuri. Sesungguhnya, radio bisa menjadi media pembelajaran untuk hal keteknologian. Meskipun terancam hilang, radio akan tetap ada sampai kapanpun.